Welcome Myspace Comments

Senin, 26 Desember 2011

Pemuda dan Gadis Kecil Penjaja Kue



Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan.
Setelah memesan makanan, tampak seorang gadis kecil penjaja kue menghampirinya,
“Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya.”

“Nggak, Dik. Saya lapar mau makan nasi saja,” kata si pemuda menolak.
Sambil tersenyum gadis kecil penjaja kue itu pun berlalu dan menunggu di luar restoran.

Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si gadis kecil menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya.
Si pemuda, sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, “Tidak, Dik. Saya sudah kenyang.”

Sambil bersikukuh mengikuti si pemuda, si gadis kecil pun berkata, “Kan Kuenya bisa buat oleh-oleh pulang, Om.”

Dompet yang belum sempat dimasukan ke kantong pun dibukanya kembali.
Lalu, dikeluarkan dua lembar ribuan dan si pemuda menyodorkan kepada si gadis penjual kue.
“Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya.”

Dengan senang hati si gadis kecil menerima uangnya dan bergegas keluar restoran.
Lalu, ia memberikan uang itu kepada pengemis di depan restoran. Merasa heran dan sedikit tersinggung,
si pemuda menegur gadis kecil penjual kue, “Hai, Adik Kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain?
Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang? Kenapa setelah uang ada di tanganmu malah kamu berikan ke orang lain?”

“Om, jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan, bukan dari mengemis.
Kue-kue ini dibuat oleh Ibu saya sendiri dan Ibu pasti akan sedih dan marah jika saya menerima uang dari Om bukan dari hasil menjual kue.
Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu.”

Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. “Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa?
Saya borong semua untuk oleh-oleh.” Si gadis kecil pun segera menghitung dengan gembira.

Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, “Terima kasih Dik atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu.”
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap,
“Terima kasih, Om. Ibu pasti akan senang sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami.”

Tidak ada komentar: